SEMARANG (23/10/2024) – Pusat Pengembangan Bahasa UIN Walisongo Semarang menerima kunjungan benchmarking dari UPT Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta yang dipimpin oleh Kepala UPT Bahasa, H. Sulhani Hermawan, M.Ag. beserta staf. Kunjungan ini turut dihadiri oleh staf PPB UIN Walisongo, Uscan Wintomo dan Qomaruddin, serta para dosen PPB UIN Walisongo yakni Zainurrahmah, Noor Amalia Chusna, dan Sari Dewi Noviyanti. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari implementasi layanan kebahasaan di PPB UIN Walisongo Semarang.
Daviq Rizal, M.Pd., Kepala PPB UIN Walisongo Semarang, memaparkan perkembangan tiga layanan utama PPB meliputi kursus bahasa, layanan terjemahan dan proofreading, serta tes TOEFL dan IMKA.
“Sejak Juni 2024, kami membuka program kursus bahasa Inggris untuk siswa SD hingga SMA melalui program English for Teens dan English for Kids yang telah diikuti 34 peserta,” ungkap Daviq. “Program ini kemudian berkembang dengan dibukanya kursus TOEFL untuk mahasiswa FISIP dan program English for University (Level 1) untuk mahasiswa PAI FITK yang masing-masing diikuti sekitar 50 peserta.”
Perkembangan menggembirakan juga datang dari kalangan mahasiswa penerima beasiswa pemerintah Jerman yang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi di Semarang. “Kami menerima permintaan kursus dari mahasiswa penerima beasiswa Jerman yang kuliah di UIN Walisongo, UNDIP, UNNES, UDINUS, dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Semarang,” jelas Daviq. “Antusiasme mereka luar biasa, bahkan mereka berkomitmen untuk mengikuti program dari Level 1 hingga Level 6, di mana setiap level terdiri dari 15 kali pertemuan dan diakhiri dengan oral test dan written test.”
Dalam kesempatan tersebut, Daviq juga menjelaskan perubahan signifikan dalam pelaksanaan tes TOEFL dan IMKA. “Sejak Mei 2024, kami telah mengimplementasikan kebijakan baru dengan menyelenggarakan tes TOEFL dan IMKA secara offline di Aula PPB untuk mahasiswa S1. Kebijakan ini kemudian diperluas secara bertahap untuk mahasiswa S2, S3, dan umum,” jelasnya.
Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap berbagai tantangan dalam pelaksanaan tes online. “Perubahan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk menjaga integritas dan kredibilitas tes, sekaligus mendorong mahasiswa untuk lebih serius dalam meningkatkan kemampuan bahasa mereka melalui kursus yang tersedia,” tambah Daviq.
Terkait layanan terjemahan, Daviq menerangkan bahwa layanan ini diawali dengan proses seleksi dan pelatihan penerjemah. “Saat ini kami telah mulai melayani penerjemahan untuk abstrak, artikel jurnal, dan judul skripsi,” tambahnya.
Inovasi pembelajaran juga diterapkan melalui platform e-learning PPB. “E-learning kami berfungsi sebagai komplemen pembelajaran tatap muka di kelas. Platform ini menyediakan berbagai latihan soal yang dapat diakses peserta kursus di luar jam kelas,” jelas Daviq. “Dengan adanya latihan tambahan ini, peserta dapat meningkatkan kemampuan bahasa mereka secara lebih intensif. Saat ini kami telah menyediakan latihan soal TOEFL yang mencakup structure, reading, dan listening, dan ke depannya akan dikembangkan juga untuk latihan soal IMKA dengan akses gratis melalui mekanisme khusus.”
Sulhani Hermawan menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan layanan di PPB UIN Walisongo, terutama terkait kebijakan penyelenggaraan tes offline dan program kursus bahasa yang semakin berkembang dengan dukungan teknologi pembelajaran.
Acara kunjungan benchmarking ini diakhiri dengan tukar menukar souvenir sebagai simbol kerja sama berkelanjutan antara kedua lembaga dalam pengembangan layanan kebahasaan.