Pontianak, Kalimantan Barat – Semangat kolaborasi dan pembelajaran antarlembaga layanan bahasa kembali terjalin ketika delegasi Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan benchmarking ke Unit Penunjang Akademik Bahasa (UPA Bahasa) Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, pada hari Kamis, tanggal 27 November 2025. Tim yang dipimpin langsung oleh Bapak Daviq Rizal, M.Pd., didampingi Ibu Zainurrakhmah, M.A., Ibu Sari Dewi Noviyanti, M.Pd., dan Bapak Uscan Wintomo, S.Kom., bertekad untuk menggali praktik terbaik dan membangun sinergi strategis dalam pengembangan kompetensi bahasa.

Kunjungan ini bukan tanpa alasan. UPA Bahasa Untan telah membuktikan diri sebagai salah satu unit penunjang akademik bahasa yang paling produktif di Indonesia, dengan pencapaian luar biasa berupa pendapatan lebih dari Rp 5 miliar per tahun. Kesuksesan ini diraih melalui berbagai program unggulan dan kegiatan bertaraf internasional yang menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa dan masyarakat umum.

Rahasia Kesuksesan UPA Bahasa Untan dengan TUTEP sebagai Jantung Pendapatan

Acara dibuka dengan pemaparan inspiratif dari Ibu Stella Prancisca, M.Pd., Kepala UPA Bahasa Untan, yang membuka tabir kesuksesan lembaganya. Dalam sesi yang penuh wawasan itu, terungkap bahwa sumber pendapatan terbesar UPA Bahasa berasal dari Tanjungpura University Test of English Proficiency (TUTEP) dan program pelatihannya. TUTEP, yang merupakan tes kemampuan bahasa Inggris setara TOEFL, telah menjadi instrumen strategis yang mengubah tantangan menjadi peluang.

Ibu Stella Prancisca, M.Pd., Kepala UPA Bahasa Untan

Strategi cemerlang UPA Bahasa Untan terletak pada sistem yang terintegrasi dan didukung penuh oleh kebijakan rektorat. Pada semester pertama pada tahun 2025, seluruh mahasiswa baru mengikuti pre-test TUTEP untuk memetakan kemampuan awal mereka. Hasilnya cukup mengejutkan: dari 6.553 mahasiswa yang mengikuti tes, hanya 857 mahasiswa atau sekitar 15 persen yang berhasil mencapai skor minimal 425. Namun, alih-alih berkecil hati dengan data ini, UPA Bahasa justru melihatnya sebagai peluang emas.

Dengan dukungan Surat Keputusan Rektor, seluruh mahasiswa yang skornya di bawah 425 diwajibkan mengikuti pelatihan TUTEP dengan investasi Rp 300.000 yang sudah mencakup progress test dan post-test. Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi bahasa mahasiswa, tetapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran berkelanjutan yang menguntungkan semua pihak.

Manajemen SDM Fleksibel sebagai Kunci Layanan Prima 7 Hari Seminggu

Salah satu faktor penentu kesuksesan UPA Bahasa Untan adalah sistem manajemen sumber daya manusia yang fleksibel dan efisien. Penjaga ujian TUTEP dan pengajar TUTEP direkrut dari tenaga dosen luar biasa (bukan PNS atau PPPK) dan dibayar menggunakan anggaran UPA Bahasa Untan. Model ketenagaan ini memberikan keuntungan ganda: fleksibilitas operasional yang tinggi dan efisiensi biaya yang optimal.

Berkat sistem ini, UPA Bahasa Untan mampu membuka layanan dari pagi pukul 07.00 WIB hingga malam pukul 21.00 WIB setiap hari, dari Senin sampai Minggu tanpa henti. Jam operasional yang ekstensif ini memberikan kemudahan luar biasa bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk mengakses berbagai layanan tes dan pelatihan bahasa sesuai dengan jadwal mereka masing-masing. Komitmen terhadap pelayanan prima inilah yang menjadikan UPA Bahasa Untan sebagai pusat pengembangan bahasa yang responsif dan berorientasi pada kebutuhan pengguna.

Menjelajahi Kawasan Internasional dari Student Union Café hingga Berbagai Corner Budaya

Setelah sesi diskusi yang produktif, tim PPB UIN Walisongo diajak menjelajahi kawasan internasional UPA Bahasa yang mengesankan. Perjalanan dimulai dari Student Union Café, sebuah ruang yang dirancang dengan konsep modern dan nyaman, tempat mahasiswa dan masyarakat umum dapat menikmati makanan dan minuman sambil bersantai atau berdiskusi dalam suasana yang menyenangkan.

Suasana Student Union Cafe di Untan

Perjalanan berlanjut ke berbagai corner bahasa yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Di Mandarin Corner, Japan Corner, Kedai Perancis, British Culture and Learning Centre (BCLC), dan American Corner, tim disambut hangat oleh para koordinator yang antusias menjelaskan program dan kegiatan yang dirancang khusus untuk mengembangkan kemampuan bahasa Mandarin, Jepang, Perancis, dan Inggris. Setiap corner tidak hanya berfungsi sebagai ruang belajar, tetapi juga sebagai jendela budaya yang membuka wawasan mahasiswa terhadap keragaman global.

Suasana Mandarin Corner di Untan
Suasana Kedai Prancis di Untan dengan koordinatornya

Suasana British Culture and Learning Center saat menonton film 3D dengan kacamata khusus

Pengalaman paling berkesan terjadi di Japan Corner, di mana tim PPB UIN Walisongo Semarang mendapat kesempatan istimewa untuk mencoba matcha autentik, teh hijau khas Jepang yang telah menjadi ikon budaya negeri Sakura. yang disajikan langsung oleh penutur asli Jepang.

Menikmati matcha autentik, teh hijau khas Jepang

Kehadiran penutur asli tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang autentik, tetapi juga memperlihatkan keseriusan UPA Bahasa Untan dalam menghadirkan standar internasional yang sesungguhnya. Pengalaman langsung ini memberikan gambaran nyata tentang standar tes internasional dan bagaimana UPA Bahasa Untan mempersiapkan mahasiswanya untuk menghadapi tantangan global dengan serius dan profesional.

Foto bersama di Americon Corner Untan

Berbagi Inovasi di ARC Main Library saat Teknologi Bertemu Tradisi

Puncak kunjungan adalah sesi di ARC Main Library, perpustakaan digital yang dilengkapi dengan koleksi buku graded readers UPA Bahasa. Koleksi ini menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan literasi bahasa mahasiswa secara bertahap dan terstruktur. Namun yang lebih menarik, di lokasi inilah terjadi pertukaran pengetahuan yang setara dan saling melengkapi.

Giliran tim PPB UIN Walisongo untuk berbagi inovasi unggulannyaa. Dengan bangga, Daviq Rizal mempresentasikan sistem tes online yang telah dikembangkan untuk melayani Walisongo English Proficiency Test (setara TOEFL) dan Tes IMKA (tes Bahasa Arab). Sistem ini menggunakan platform Moodle yang diintegrasikan dengan Safe Exam Browser (SEB) dan fitur proctoring Moodle, menciptakan lingkungan tes yang aman, efisien, dan dapat diandalkan.

Yang lebih mengagumkan, sistem tes online berbasis Moodle ini memiliki keunggulan ekonomis yang signifikan. Karena hanya membutuhkan domain dan hosting yang sudah tersedia di Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) UIN Walisongo Semarang, sistem ini dapat dioperasikan dengan biaya minimal atau bahkan gratis. Efisiensi biaya ini memungkinkan PPB UIN Walisongo untuk menyediakan layanan tes yang berkualitas tinggi tanpa membebani anggaran operasional secara berlebihan. Inovasi teknologi yang ekonomis namun canggih ini mendapat apresiasi tinggi dari tim UPA Bahasa Untan.

Membangun Jembatan Kolaborasi untuk Masa Depan

Kunjungan benchmarking ini bukan sekadar agenda formalitas, melainkan langkah strategis untuk membangun fondasi kolaborasi jangka panjang. Melalui pertukaran pengalaman dan praktik terbaik ini, kedua lembaga semakin memahami kekuatan dan potensi masing-masing. UPA Bahasa Untan dengan model bisnis yang solid, manajemen SDM yang fleksibel, dan ekosistem internasional yang mapan, sementara PPB UIN Walisongo dengan inovasi teknologi tes online yang canggih, terintegrasi, dan hemat biaya.

Diharapkan, sinergi yang terjalin dari pertemuan ini akan melahirkan program-program kolaboratif yang saling menguntungkan dan pada akhirnya berkontribusi pada kemajuan pengajaran bahasa di lingkungan akademik Indonesia. Karena pada hakikatnya, kemajuan terbaik lahir ketika institusi-institusi pendidikan bersedia berbagi, belajar, dan tumbuh bersama demi masa depan generasi yang lebih cakap dan kompetitif di kancah global.

Foto bersama di ARC (Academic Resource Center) Untan

2 thoughts on “Kunjungan Benchmarking PPB UIN Walisongo ke UPA Bahasa Untan untuk Menjalin Kolaborasi dan Kemajuan Bersama

    1. Thank you so much for the kind words! I really appreciate your support and encouragement.

Leave a Reply to Arief Lukyanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *